Terurai----
Hujan baru saja turun. Jatuh tepat sekitar pukul 18.00 WIB. Tak aku sangkal, hujan menahan aku dan teman-teman untuk memenuhi perut kami yang meminta jatah makan sore ini. Oia, mengapa aku bilang teman-teman? iya, aku sedang tidak sendiri pastinya. Dua hari ini, sekitar- senin dan selasa, soreku diisi dengan kursus bahasa yang diadakan oleh pusat bahasa di instansi kami. Tak banyak yang mengikuti kelas ini memang, tapi ada beberapa dari teman yang bisa kubilang dekat, juga ikut serta memenuhi kelas disesi sore ini. Kembali pada rasa lapar dan haus kami, akhirnya kami urungkan niat untuk menggajal perut dan lebih memilih mengerjakan soal atau tugas yang diberikan oleh pengajar kami. Temanku bergumam bosan, yang kudapati dari wajahnya, kurasa dia sudah kelelahan, ditambah jadwal kelas mata kuliah yang ia ambil memang menguras waktu hingga sore sebelum kurbas dilaksanakan.
Lain yang kurasa, dua hari kebelakang justru malah merasa senang, bisa kubilang harus lebih bersyukur atas nikmat hari-hari yang sedang kujalanin saat ini. Meskipun jam tidurku agak sedikit berantakan karena harus merampungkan tugas-tugas kuliah yang menuntut sesegera mungkin diserahkan. Ya, begitulah. Mahasiswa dengan sejumlah deadlinenya. Hehe.
Dua hari ini merasa optimis menjalani segalanya, energi positif seperti mengalir begitu saja, rasa takut yang ada justru memicu diri untuk lebih berusaha lebih keras lagi, memberi dampak positif yang selama ini aku rindukan dari diriku yang belakangan ini dirasa hilang. Rasanya bisa bersikap lebih tenang, dan lebih bisa berpikir optimis bahwa semua akan dilewati dengan baik-baik saja.
Contohnya kesan di hari ini.
Hari ini adalah giliran aku maju sebagai presentator. Pada mata kuliah ini, baru satu kelompok yang sudah memberikan materi di pertemuan pertama dan itu di tolak. Jalannya presentasi diberhentikan secara tiba-tiba kemudian si presentator dilempari pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang akan di sampaikan. Pertanyaannya sangat kompleks, karena menekankan pada konsep yang kita sajikan. Seberapa matang kita dengan konsep yang kita hadirkan. Masalah yang diangkat, teori yang dipakai, metodologi dan bla bla bla nya. Dosenku yang satu ini memang sedikit disiplin, banyak mau, dan segala sesuatunya harus perfeksionis menurut versinya, hal kecil harus diperhatikan sedetail mungkin. Jika tidak, siap-siaplah menerima kritik yang kadang tak jarang keluar begitu pedas dari mulutnya. Tujuannya memang baik, yaitu mendidik. Dari ketelitiannya itu menuntut kita untuk menghindari kesalahan sedikitpun. Di pertemuan pertama temanku tidak mendapat nilai dari presentasi yang ia sajikan karena dianggap belum lolos dan harus menempuh revisi.
Kembali pada giliranku, seminggu setelah kejadian di Rabu lalu aku merasa begitu takut, banyak faktor yang membuat nyali merasa ciut, takut beginilah, begitulah, dan segala kemungkinan kemungkinan yang kurang baik bertebaran dikepalaku saat itu. Dari ketakutan itu kemudian muncul rasa cemas yang memaksaku untuk memaksimalkan sisa waktu sebelum tiba pada giliranku. 5 hari berlalu, perpustakaan dan buku menjadi teman dekatku akhir-akhir ini. Judul dan teori sudah beberapa kali berhasil membuatku mogok makan dan tidur. Tidak pas diganti, dirasa kurang ganti lagi, begitulah terus.
Sampai tiba di senin kemarin, konsep sudah sedikit lebih rapi dan akhirnya aku memutuskan untuk pasrah, memutuskan untuk siap menerima konsekuensi nantinya. Dan dari situ mulailah muncul rasa tenang, hal-hal positif mulai bisa terpikirkan dan efekya mulai aku rasa pada aktivitas lainnya yang kujalani. Yang penting sudah berusaha, hiburku.
Setiap pagi doktrinku pada diri sendiri aku jejali dengan kata kata baik, "aku yakin besok pak dosen akan menerima tugasku, atau optimis besok bisa melewati presentasi dengan baik" terdengar klise mungkin tapi itu berhasil.
So far, presentasiku berjalan lancar. Dan tugasku di terima dengan sedikit masukan. How happy this day was :)
Idk how i can describe this feeling but i just wanna say thankyou, hamdallah. Maybe its sound strange, tapi ini bagian dari ucapan terimakasi pada diri sendiri yang sudah mau berusaha berdamai dengan rasa takut, menerima keadaan diri, berusaha memaksimalkan potensi diri, berdamain dengan kelemahan serta bersyukur atas kelebihan yang Tuhan titipkan yang sampai saat ini masih mau dijaga. Dan kurasa itu perlu.
Positive vibes di pagi hari itu sangat perlu.
Dan aku meyakini itu.
-----
Anyway, Kelas kurbasku akan segera dimulai. Dan masih dengan rasa lapar yang sama hehe.
Nanti kita sambung lagi ya.