World Book Day

    Huaa akhirnya setelah sebulan penuh ga nengok laman blog, finally I’m back…

Berhubung waktu sudah menunjukan pukul 01.14 pagi, dan pastinya sudah memasuki tanggal 23 April yang sekaligus diperingati sebagai hari buku sedunia, kayanya aku mau sedikit cerita tentang buku yang baru saja rampung ku baca deh

Terhitung sekitar hari ke 3 di bulan Ramadhan tahun ini atau sekitar tanggal 15 April, aku berencana menyortir beberapa buku yang ada di bagian atas lemari bajuku. Biasanya buku yang aku taruh disana masuk ke dalam jenis buku pelajaran beberapa mata kuliahku. Tapi sepertinya aku ingin menggantinya dengan beberapa koleksi buku jenis novel atau jenis buku-buku memoir, puisi, dan beberapa buku bergenree self-help yang belum ku baca tapi belinya dari zaman kapan tau hehe. Akhirnya hari itupun aku mulai memilah milih. 

Singkat cerita, saat memilah-milih mataku tertuju dengan salah satu buku karya guruku semasa di pondok dulu, Namanya Ust. Saiful Falah. Aku mengingat-ingat, kapan ya aku beli buku beliau yang diberi judul 0km ini. Ah, rupanya aku ingat buku ini diberikannya secara gratis sebagai bentuk cendera mata dari beliau karena dulu sempat diberi amanah mengisi sebuah acara di pondok. 

Saraya pikiran melayang ke masa-masa di pondok, matakupun kembali menuai rasa penasaran setelah membaca tagline di bawah judul singkat itu dengan tulisan “perjalanan 3 benua 9 negara”. Sepertinya aku tertarik baca buku ini deh, berhubung aku juga lagi pengen banget baca tulisan motivasi gitu, pikirku.

Selepas merapikan buku-buku yang ku susun di bagian atas lemariku, akupun mulai membuka halaman pertama buku tersebut. Alhamdulillah tadi siang baru rampung ku baca secara keseluruhan.

Menurutku, buku tersebut sangat ringan dengan gaya bahasa yang sangat mudah dipahami, ceritanya pun beragam dengan latar belakang tempat yang juga demikian. 

Di bagian pertama, kisah tersebut di mulai dari negeri Upin Ipin, ya Malaysia. Ada sekitar 5 kisah yang penulis paparkan di negeri ini. Bercerita seputar perjalanan beliau saat masih berumur 25 tahun. Di bagian ini menurut pendapatku masih belum terlalu asyik memang, karena hanya menjelaskan seputar kegiatan beliau saat diundang untuk ikut pelatihan kepemimpinan madrasah di sana, meski begitu tak dapat dipungki banyak pelajaran yang bisa kuambil dari perjalanan beliau di Malaysia ini. 

Di bagian kedua aku dibawa loncat ke negeri Australia, ada sekitar 8 delapan kisah yang disuguhkan dengan latar tempat di negeri ini. Di bagian ini aku mulai sedikit tertarik dengan beberapa budaya Australia, meski di sini penggambaran tentang Australia itu sendiri, masih kurang detail dijelaskan. Tapi jangan salah, setelah membaca buku ini aku jadi sedikit tahu bagaimana usaha seorang muslim mencari makanan halal di Australia, meski ujungnya pilihan terakhir hanya memasak indomie hihi. Mudah-mudahan ada rezeki dan kesempatan ya untuk bisa terbang kesana (amin yang kenceng)

Lanjut ke bagian tiga, buku ini membawaku ke negeri Thailand. Sayangnya di bagian, tak banyak yang bisa ku jelaskan, entah saat membaca bagian ini aku sedikit mengantuk atau benar-benar sedang tidak fokus, yang jelas di negeri ini kesan yang ku dapatkan hanyalah sebatas gambaran besar saat penulis naik angot thai dan beberapa jamuan khas Patani yang diterima penulis. Kalo kalian kepo, bisa baca aja ya bukunya (hehe)

Selanjutnya ada negeri Singapore, Qatar, Saudi Arabia. Dari ketiga tempat ini yang menarik perhatianku adalah saat di Green Library Singapore dan Taj Mahal Jeddah Saudi Arabia. Aku memang selalu penasaran dengan penyediaan fasilitas perpustakaan di negara-negara maju. Green Library ini sebenarnya ada di dalam gedung National Library  yang memiliki jumlah lantai sebanyak 16 tingkat dengan luas sekitar 103 M, sedang Green Library ini terdapat di lantai basement 1. Dari namanyanya saja sudah bisa di tebak konsep yang diterapkan di Green Library ini didominasi dengan warna hijau dengan hamparan menyerupai taman. Rak bukunya-pun unik karena di bentuk menyerupai batang pohon yang cabangnya mencakar atap. Dan pastinya di kisah ini masih banyak sekali hal unik lainnya. Bikin pengen kesana deh. Lain halnya saat di Jeddah, di kisah ini aku dibawa tenggelam dalam sejarah sepasang kekasih. Seorang suami yang teramat mencintai istrinya dan seorang istri solehah yang tidak serakah. 

Selanjutnya penulis membawaku menjelajahi negeri Sakura, Jepang. Dan bagian ini adalah bagian paling menyenangkan versiku hihi. Setiap cerita di bagian ini mempunyai kesan tersendiri di kepalaku. Entah saat membaca kisah tentang nenek Noriko Matsuda yang usianya hampir kepala delapan tapi masih gesit dan semangat untuk bekerja sebagai tukang kebun, atau saat berbicara tentang sosok Mr. Ammar yang bekerja sebagai pemilik restoran Halal Food di Osaka sekaligus ketua Asosiasi halal di sana. Mr. Ammar ini mengedukasi orang Jepang terutama tentang penyembelihan hewan. Menurutnya banyak daging yang diklaim halal tapi cara penyembelihannya tidak sesuai dengan syariat Islam. Jadi masih banyak yang belum mengerti sepenuhnya tentang esensi halal itu sendiri. Menarik si menurutku. Intinya setiap cerita di Jepang berhasil membawa imajinasiku ikut terbang dan merasakannya langsung. 

Negara kedua yang sangat melekat dikepalaku adalah Turki. Bagian dari cerita ini juga menyenangkan. Membaca setiap perjalanan di sana mengingatkakku pada impian 5 tahun silam, ketika impian menimba ilmu di negeri ini masih membara. Mendengar namanya saja seperti sudah terlitas keindahan kotanya, belum lagi jejak sejarahnya. Ah, ingin sekali menginjakan kaki di negeri ini. Bermain salju, berkunjung ke tiap sudut jejak- jejak sejarah Islam yang pada akhirnya bisa berjaya di sana berkat panglima terhebat, sultan Muhammad Al-fatih. Kisah di neberi ini mengajarkankku untuk lebih berani memperjuangkan impian. 

Negeri terakhir adalah Indonesia, cerita di sini tentu sangat beragam. Ada sekitar 11 cerita, kalo pembaca  penasaran silahkan di order ya bukunya hihi.

Selamat hari buku sedunia, mari sama-sama tingkatnya minat baca :)





0 komentar